(Disadur dari materi kuliah DR. Atiq
Ur Rehman Statistics For Muslim)
2. ETIKA BELAJAR DAN MENGAJAR
“Dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Kubag.” (adz dzariyat:56)
Tujuan sebenarnya keberadaaan
kita di dunia adalah untuk beribadah kepada Allah. Semua bagian kehdupan kita
harus kita arahkan untuk menggapai tujuan ini. Termasuk sebuah persyaratan
minimal dalam hal ini adalah menjauhi yang haram dan berpegang pada yang halal.
Sebelum penciptaan kita di
dunia, Allah telah mengikat sumpah kepada kita bahwa kita mengakui Allah
sebagai Tuhan kita. Beliau telah mengutus kita di dunia ini untuk waktu yang
singkat sebagai sebuah test dan percobaan. Dan segera mungkin kita akan kembali
dan mempertanggung jawabkan semua perbuatan kita. Untuk berhasil dalam test ini,
kita harus berjuang keras untuk melakukan yang terbaik dalam perbuatan kita. Mereka
yang berusaha dalam hal ini karena Allah maka akan senantiasa di tuntun kepada
Jalan-Nya.
Tujuan kita di sini adalah untuk
mencoba memahami bagaimana jalan kita untuk melakukan perbuatan yang membuat
Allah senang kepada kita. Sebuah kesamaan kesalahpahaman manusia adalah bahwa
perbuatan baik itu di nilai dari usaha-usaha yang diperlukan untuk melakukan
perbuatan-perbuatan tersebut, atau dampak perbuatan tersebut untuk kehidupan. Ada
banyak hujjah di Al-Qur’an dan Hadits yang membantah kesalahpahaman tersebut. Tiga
hal pertama yang akan di hisab di hari akhir kelak adalah syuhada, ulama, dan
orang dermawan. Ketiga orang tersebut telah melakukan amalan besar dan luar
biasa yang bisa menyita perhatian dan kekaguman banyak orang terhadap mereka. Ketiga
orang tersebut akan tertolak amalannya
hanya karena niatan mereka benar-benar tidak murni untuk Allah. Tapi
sebaliknya, sebuah amalan baik yang sederhana tapi diniatkan karena Allah
seperti member sebiji kurma dengan senyuman, maka akan dilipat gandakan
pahalanya sebesar gunung uhud. Salah seorang sahabat rasulullah yang membawa
segenggam kurma sebagi bentuk kontribusinya dalam perang tabuk, ditertawakan karena
kecilnya jumlah kontribusi perbekalan yang ia berikan disbanding sahabat-sahabat
yang lain. Lalu Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam memarahi
tertawan-tertawaan tersebut dan kemudian beliau menyebarkan segenggam kurma
tadi ke seluruh perbekalan-perbekalan yang ada, dan mendoakannya bahwa
kurma-kurma tersebut akan membawa berkah kepada semua perbekalan yang ada. Para
ulama kita telah mengajarkan bahwa terdapat lima cara untuk menjadikan amalan
itu baik dan penuh nilai. Lima cara tersebut adalah:
1.
Niat yang benar karena Allah
2.
Seusai perintah Allah dalam melaksanakanny
3.
Sesuai dengan Sunah Rasulullah dalam pelaksaannya
4.
Mengharapkan balasan dari Allah untuk perbuatannya
5.
Membutuhkan perjuangan dan pengorbanan dalam melaksanakannya.
bersambung...
No comments:
Post a Comment